“Dari daerah/dari kampung”, mungkin kita sering mendengar
kalimat itu. Saya sendiri datang atau merantau dari daerah atau lebih tepatnya
sebuah perkampungan yang jauh dari Ibukota Provinsi.
Banyak alasan orang-orang seperti kami (dari kampung) datang
ke Jakarta atau merantau ke daerah lain. Ada yang demi pendidikan seperti saya (saat
ini), mencari pekerjaan, dan mungkin ada yang sekedar cuma berwisata.
Untuk alasan mencari pendidikan dan pekerjaan yang
menyebabkan Jakarta semakin padat, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan
orang-orang dari kampung atau daerah. Banyak daerah yang tidak memiliki
pendidikan dan lapangan pekerjaan yang layak.
Seperti kita ketahui, pusat pemerintahan, perkantoran,
industri,pendidikan sebagian besar ada di Jakarta. Hal ini membuat tidak
maksimalnya penggunaan Sumber Daya Manusia di daerah kurang mendapatkan
pekerjaan. Memang banyak yang bisa dikelola di daerah. Seperti, kekayaan
alamnya. Akan tetapi, sebagian besar yang menguasai kekayaan alam di daerah
bukan penduduk asli di tempat tersebut. Tapi dari luar yang bahkan bukan warga
negara Indonesia.
Hal ini menyebabkan bergesernya penduduk pribumi, yang pada
umumnya masih kurang paham akan hukum. Karena mereka rentan dengan penipuan,
jual-beli yang tidak adil, dan lain-lain. Sementara, terkadang pemerintah terkadang
kurang memperhatikan hal ini. Lambat laun penduduk pribumi banyak yang
tersingkir keluar dari daerahnya tersebut demi mencari kehidupan yang layak.
Yaaa, meraka datang ke Jakarta ini.
Hal ini saya tulis, sekiranya ada diantara pembaca yang
sekarang atau suatu saat nanti menjadi pejabat, tolong nantinya utamakan daerah
dibandingkan kota-kota yang sudah jauh lebih maju dari kampung-kampung kami.
Masih banyak yang ingin saya tulis, tapi berhubung ini sudah
hampir subuh, lain kali akan saya sambung tulisan saya yang tidak seberapa ini.
Jika ada kesalahan dalam penulisan dan kata-kata, saya mohon maaf. Hal itu
tidak disengaja.
Terima Kasih.
HORAAAAASSSSS...!!!!